Ini nih, salah satu
cerita yang harus dan kudu ditulis. Biasa aja si sebenarnya, tapi aku hampir
membuat malu diriku sendiri sekaligus membuat malu orang yang akan kuceritakan
nanti pada kalian.
Pagi-pagi subuh
dengan mata yang masih selalu menolak ajakan untuk sedikit melihat dunia, aku
dibangunkan secara paksa demi sebuah kegiatan kondangan ke Cilacap. Okesiplah,
setengah tujuh pagi di hari liburan aku sudah mandi, cantik, wangi dan bahkan
siap sarapan. Jangan harap hal ini terjadi di hari-hari libur yang biasa. Ini
karena acara penting itu, kondangan. Sekali lagi pemirsa, kondangan! :”((
Aku masih memakai
celana jeans biasa dan hem panjang. Aku tidak membawa baju yang lebih bagus
karena ini crass program liburanku yang sedang kujalani di rumah eyang putri.
Aku, Bude Nunung, Pak Dhe Topo, dan mas Sus supir keluarga sudah siap mungkin
pukul 07.30an dan segera meluncur ke Cilacap. Di depan rumah eyang putri ada
tiga jenis kendaraan, mobil Toyota Rush, mobil sedan Twim Cam Soluna, dan Bus.
Aku merequest untuk menggunakan mobil sedan saja yang nyaman dipakai. Tapi pak
Dhe Topo ngotot menggunakan mobil rush sejenis jeep yang gagah tapi sebenarnya
menurutku kurang nyaman untuk perjalanan dengan medan yang tidak mulus.
Oke, meluncur
dengan mobil rush perjalanan purbalingga-purwokerto masih biasa. Kami mampir
rumahku di purwokerto untuk mengajak ibuku ikut kondangan dan aku berganti
pakaian yang agak lebih pantas untuk kondangan. Ehem, rok dan atasan batik.
Menurutku lebih pantas, tapi sandal yang aku gunakan tetap andalanku sepatu crocs,
aaaa ini sepertinya ngga nyambung. Tetapi aku memang belum tertarik dan belum
punya sandal atau sepatu yang layak dipakai untuk acara sejenis kondangan.
Sandal dan sepatuku hanya khas untuk kuliah dan jalan-jalan :D Whatever!
Oke kami
melanjutkan lagi perjalanan. Nah inilah kawan, yang kusebut ketidaknyamanan
tadi di awal. Medan purwokerto cilacap itu tidaklah mulus. Banyak lubang sana
sini, maklum jalur kendaraan berat. Dan mobil rush itu adalah sejenis mobil
jeep sehingga membuat para penumpang bergoyang ke kanan ke kiri membuat pusing.
:O tidak bisa kupejamkan mata sedikitpun karena setiap mas supir menggeol
setir, kami bergoyang dashyat. Pokoknya tidak nyaman menurut aku.
Kerudung yang
kupakai rapi dari rumah menjadi menceng tak karuan. Dan mukaku yang sudah
kutata cantik sejak awal menjadi tidak cantik lagi karena mukaku memang tidak
bisa cantik. Haha, woles lah.
Menjelang sampai,
aku mulai mengerti kenapa Pak Dhe Topo ngotot ingin memakai mobil Rush. Gedung
yang akan kami datangi ini rupanya berada di kawasan cukup elit pertamina. Dan
orang yang mengundang kami ini juga berasal dari keluarga kaya. Bisa diliat
dari halaman parkir gedung yang hanya berisi mobil-mobil bagus. Hem, rupanya
naik mobil demi gengsi. Aku tidak tau ini model teori gengsi jenis apa dan
berada di bab berapa.
Masuk ke gedung,
acara baru dimulai. Kami langsung bersalaman dengan sang mempelai dan keluarga
para mempelai pengantin wanita dan laki-laki. Dan setelah itu, ritual kondangan
yang paling menyenangkan. Makan sepuasnya.
Kulihat di dalam
gedung penuh dengan berbagai makanan dan tamu undangan belum mulai banyak. Dari
jenis makanan mulai dari bakso, soto, sate, siomay, nasi goreng, nasi dengan
lauk pauk prasmanan, kambing guling, ice cream, es dawet, salad buah, martabak,
buah-buahan, pempek, lengkap pokoknya dan dijamin enak. Ini salah satu pertanda
bahwa keluarga mempelai bukan dari kalangan sembarangan dilihat dari berbagai
makanan yang tersedia, dekorasi, rias pengantin, dan gedungnya.
Yang pertama kali
kucoba adalah bakso pangsit. Ya, lumayan enak. Kemudian aku makan salad buah
dan udang tepung. Kemudian sempat aku coba makanan Zupa-zupa sejenis sup ayam
dicampur cream yang ditambah dengan roti yang diletakkan di atas menutupi
mangkok sup tadi. Cukup sudah membuat aku kenyang dan kebelet pipis.
Langsung kucari
toilet untuk mengeluarkan hasratku membuang air kencing. Hehe. Satu toilet
wanita di pojokan, okelah aku ke sana.
Ada yang aneh di
pojokan toilet, seorang nenek yang nampaknya sedang kesusahan membawa piring
dengan berbagai makanan yang banyak jumlahnya. Pertama kali ku berpikir bahwa
nenek itu sedang makan karena memang lokasi toilet tidak jauh dari tempat duduk
tamu undangan untuk menikmati makanan. Aku berniat membantu sang nenek di
tengah kesulitannya. Setelah aku selesai kencing, nenek itu belum juga beranjak
dari tempatnya berdiri. Beliau yang memang membelakangiku membuatku penasaran.
Apa yang sedang dilakukan sang nenek gerangan.
Saat kucoba
mendekat, terlihat nenek itu memegang plastik juga. Dan ternyata kawan, sang
nenek itu sedang memasukkan berbagai makanan yang ia ambil untuk dimasukkan ke
dalam platik untuk dibawanya pulang. Wah wah, ini kekonyolan model elit. Ambil
makanan yang banyak, bawa sangu plastik dari rumah untuk tempat menaruh
makanan. Sangat ganjil dimataku di tengah-tengah kemegahan acara pernikahan
terjadi peristiwa yang menggelikan. Nyolong makanan untuk dibawa pulang, tidak
tanggung-tanggung jumlahnya. Hahahah jujur aku langsung menahan tawa, apa
jadinya tadi jika nenek itu kudekati dan kutanyai kegelisahan apa gerangan yang
sedang dia perlihatkan. Selain aku nanti juga malu karena dikira mau menyidak
si nenek dan memergoki sang nenek, sudah kujamin pasti nenek itu langsung pucat
pasi.
Hahahaha, ini
konyol pemirsa, aku akui kehebatan sang nenek. Kondangan membawa sangu plastik.
Hemm, berpikir positif sajalah terhadap sang nenek tadi, mungkin makanan itu
diberi oleh keluarga mempelai. Tapi jikalau diberi pasti sudah diberikan dalam
bentuk yang layak bukan dengan memasukannya ke dalam plastik secara
sembunyi-sembunyi. Oh mungkin di rumah, cucu sang nenek sedang kelaparan dan
sang nenek berniat baik untuk membawakan cucunya makanan yang enak.
Entah ini disebut
dalam undang-undang keberanian pasal berapa. Maafkan aku ya nek, aku tidak
bermaksud untuk mencelamu, sama sekali tidak. Tapi bila boleh kusarankan
perbuatan itu jangan dilakukan lagi.
Wah, jangan
coba-coba lakukan itu kawan. Kalau kalian makan di tempat sekenyang-kenyangnya
asal tidak malu ketahuan keluarga mempelai tentu saja itu lebih baik. Daripada
mengambil makanan untuk dibawa pulang apalagi dalam jumlah yang abnormal,
kecuali memang makanan itu sengaja diberi oleh keluarga pengantin. Ini
pelajaran moral halaman 32 yang dalilnya berbunyi, jangan permalukan dirimu
sendiri apabila tidak ingin dipermalukan orang lain. Ayo jaga harga diri kita
sendiri meskipun di hadapan diri kita sendiri.
Kondangan selesai
dan perjalanan kami berlanjut ke pantai teluk penyu untuk membeli beberapa
seafood kesukaanku. Kepiting saus tiram/asam manis/saus padang, cumi cabai
hijau saus tiram, salmon, udang saus padang, bawal laut bakar, dan tengiri!
Mama mia lezato..
Karena kostum masih
pakai kostum wanita feminin, kami tidak berani mendekat ke pantai. Perjalanan
penuh goyangan yang dashyat segera dilanjutkan menuju hunian kami
masing-masing.
Malam minggu, 00.18
27 januari 2013, kali ini ditemani siaran langsung pagelaran wayang kulit di
radio kesayangan eyang putri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar