Tanggal 31 Desember
2012 menjelang pukul 00.00 aku cukup duduk diam di rumah eyang uti sambil
mengerjakan proyek mengedit video. Malam itu agaknya suasana tak bersahabat
karena hujan turun tak minta permisi sampai pukul sepuluh lewat. Saudara-saudaraku
memang sedang punya jadwal mudik, aku, ibu, adikku, alin, bude Jeki, bude har,
pakde Yono, semua sepakat pulang kampung ke rumah eyang uti desa Kejobong,
Purbalingga.
Malam itu, aku yang
paling sering mengambil kendali untuk rencana bepergian keluar rumah harus
gigit jari karena proposal yang aku ajukan untuk rencana malam tahun baru harus
ditolak mentah-mentah dengan alasan hujan yang tak kunjung berhenti. Naas.
Kuputuskan untuk
tetap diam di rumah menonton televisi sambil mengerjakan tugas yang tak kunjung
usai karena harus aku kerjakan ulang lagi. Acara-acara hiburan di televisi
malam tahun baru untungnya cukup menghibur dengan penampilan band dan penyanyi
papan atas dengan lagu-lagu hits mereka. Hm ditambah dengan pelepasan kembang
api yang lumayan meriah. Sepertinya kalimat terakhir tadi agak dipaksakan.
Sudah puluhan menit
tahun yang baru kulewati, aku memutuskan untuk mencoba menutup mata dan
merebahkan badan ke kasur yang sudah kutata rapi. Tapi miris sekali karena
kasur yang rencananya aku pakai untuk melepas lelah sudah terisi penuh oleh
bude dan pakde yang tidak permisi tiba-tiba sudah pulas tertidur di kasur
dengan tingkah polah mereka yang tidur layaknya kipas angin berputar-putar
diselingi dengkuran khas kota Boyolali, tempat asal mereka.
Aku menengok keluar
dan kulihat eyang uti tertidur di kasur luar ditemani tape recorder mungil
kesayangannya. Pilihan terakhir, aku tidur di samping eyang uti, di kasur luar.
Rumah eyang uti sangatlah besar untuk sekedar ditempati oleh 4 orang. Kamarpun
tersedia lengkap dengan kasur beserta materialnya. Namun aku memang tidak
pernah tergiur untuk tidur di dalam kamar, dan selalu tertidur lebih pulas di
kasur luar meskpiun jika malam dan pagi datang, dingin udaranya tidak ada yang
menandingi.
Pagi itu cepat
sekali datang, hari pertama di tahun yang baru. Rupanya, Bude Jeki dan Alin
punya rencana untuk main dan berenang di owabong. Aku dan Bude Har segera
beberes untuk pergi bersama mereka. Sambil mengajak Mbah Gotri adik tiri Eyang
Utiku, kami berlima para wanita pergi berenang di owabong.
Bude Jeki yang
memegang kendali setir mobil segera melesat menuju obyek wisata owabong yang
jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah Eyang Uti. Kami sampai di sana mugkin
sekitar pukul 09.30.
Layaknya es buah
yang penuh dengan warna warni isi
buah-buahannya, hari itu obyek wisata Owabong sangatlah penuh sesak oleh
pengunjung yang juga ingin menikmati hari libur panjang mereka di sana.
Aku yang sudah siap
sedia mengenakan pakaian berenang sedari berangkat, langsung bisa menceburkan
diri ke kolam setelah menitipkan semua perlengkapan di loker yang kami pinjam.
Aku dan Alin, memulai berenang di kolam yang dalamnya hanya sepinggang. Alin
yang memiliki badan besar dan jauh lebih berat dariku rupanya tidak berani
masuk ke kolam yang lebih dalam. Jadilah kami siang itu hanya asik berenang di
kolam yang dalamnya tidak sampai 1 meter. Huh.
Bude Har, Bude
Jeki, dan Mbah Gotri rupanya juga sudah membasahi tubuh mereka dengan
menceburkan diri ke kolam. Entah di kolam bagian mana karena saking penuh dan
sesaknya susana hari itu. Akhirnya mereka mengajak kami ke kolam terapi ikan
dan terapi air panas. Dan syukurlah, di sana suasana jauh lebih asik dan sepi
karena pengunjung jarang yang mau masuk ke area tersebut karena harus membayar
lebih Rp 15.000,00.
Bermodal makan 2
potong mendoan dan 1 buah lontong, aku segera masuk dan merendam tubuhku di
pemandian air panas. Sangat lumayan sekali untuk melepas penat dan lelah. Makanya
tidak cukup 1-2 jam kami berendam di sana. Sempat kucoba berendam di kolam
terapi ikan, tapi aku tidak kuat menahan geli yang teramat sangat dari
perbuatan ikan-ikan kecil yang mengginggiti kulitku. Akhirnya tetap aku
berendam berlama-lama di kolam air panas sampai kulitku keriput.
Aku memang tidak
mencoba wahana apapun selain 2 kolam tadi, tapi semua itu cukup mengobati lelah
dan penatku sebelum persiapanku menghadapi Ujian Akhir Semester beberapa hari
kemudian.
Perjalananku
rupanya tidak berhenti di situ, karena Bude Har mengajak kami untuk menengok
sebentar saudara-saudara hewan kita para kaum reptil di Taman Reptil. Masuk ke
sana seperti masuk ke dalam sarang reptil, karena semua isinya binatang jenis
reptil dari mulai Ular, Buaya, Kura-kura, Tokek, Biawak, mulai dari yang sangat
jinak sampai yang sangat sangat berbahaya karena memiliki bisa yang bisa
mematikan manusia hanya dalam bebrapa detik (aku lupa jenis ular apa).
Spesies ular yang
sangatlah beragam dan banyak jumlahnya itu sangat berhasil membuatku merinding
total dari ujung rambut sampai ujung kaki. Dari Phyton sampai King Cobra,
lengkap! Sayangnya kondisi badanku saat itu kurang bagus karena aku sudah mulai
sangat mengantuk dan lelah sehingga tidak sempat mengunjungi taman-taman yang
lain di sekitar taman reptil.
Perjalananku hari
itu berlanjut ke RM Ayam Penyet Suroboyo cabang Purbalingga dekat Alun-alun
Purbalingga untuk mengisi perut dan segera melesat pulang ke rumah setelah
perut kenyang.
Perjalanan yang
cukup membuat hati senang, bagiku, bahagia itu sangat sederhana :)
Lagi-lagi kuucapkan
happy new year 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar