Awal tahunku
tercatat sudah banyak masalah yang harus kuhadapi. Aku hanya bisa bercerita di
sini sebatas bahwa hidupku tidak semudah yang tampak dari luar. Aku dan hidupku
adalah suatu perjalanan hidup yang miris dan menyedihkan cukup menguras tenaga
dan air mata. Ini ciyuss looh, hehe.. Intinya, hidupku tidak semudah kalian
teman-temanku. :)
Awal tahun ini aku
sedikit merefleksikan diri melihat hidupku ke belakang 1 tahun yang lalu. 2012.
Tahun yang sangat berat kujalani, banyak kejadian super duper menyenangkan tapi
juga ada kejadian yang super duper menyedihkan! Tapi itu cukup jadi santapan
aku pribadi ya, intinya sih perjalananku 2012 sangat berat. Tapi aku bersyukur,
banyak kemajuan yang aku alami setiap harinya. Dari mulai caraku berpikir
sampai bertindak. Dan aku menyadari hal itu, ini benelan loh. Hahaha
Aku sangat
bersyukur, karier akademikku lancar, non akademik pun tiada halangan,
persahabatan dan pertemanan tetap terjaga solid alhamdulillah, tapi percintaan
dan asmara tetap saja tidak ada perubahan. Untuk yang satu terakhir tadi
sepertinya pembahasan harus segera di skip. Haha
Yang menjadi
pemikiran kerasku saat ini justru mengenai karier kehidupanku yang sepertinya
belum terlalu lancar. Aku, seorang mahasiswi yang karena permasalahan keluarga
harus terpaksa memilih melanjutkan kuliah di kota kelahiran, orang yang
biasa-biasa aja karena tiada hal yang luar biasa. Aku selalu merasa iri melihat
teman-temanku yang berkuliah di luar kota sana yang selalu setiap harinya
mereka mempunyai kemajuan pesat dalam hidupnya meskipun hanya sekedar
jalan-jalan ke tempat yang baru disertai pengalaman baru yang pastinya lebih
mendebarkan.
Dibandingkan
diriku, yang melulu terpaku dan tersudut di kota ini, aku tidak leluasa
bertindak apapun. Waktu kuliahku yang padat, ditambah kegiatan non akademik
yang juga padat, itu sudah sangat cukup menghabiskan waktuku sehari-hari.
Bahkan untuk sekedar bercengkerama bersama keluarga agak jarang kulakukan kalau
hari-hariku sedang sangat padat.
Aku selalu merasa
kegiatan-kegiatan non akademik yang aku lakukan belum banyak kemajuan dibanding dengan kegiatan yang dulu aku pernah lakukan semasa SMA. Aku
mengikuti organisasi BEM, mengikuti UKM seni dan UKM yang mengabdi kepada
masyarakat. Tapi ketika kujalani kesemuanya, aku masih merasa kehausan dengan pengalaman. Aku berkutat dengan masalah-masalah yang selalu seperti itu
sejak dulu, tidak ada kemajuan. Hidupku semakin lama semakin hampa rasanya.
Aku memang sangat
bahagia jika sedang melakukan kegiatan-kegiatan kuliah ataupun di luar kuliah
karena semuanya mengharuskanku untuk berinteraksi dengan teman-teman terbaikku.
Tapi aku, tidak pernah merasa istimewa dengan keberadaanku, sebut saja karier
dalam organisasiku selama ini aku berkutat dengan dunia sekretaris yang sungguh
aku sangat penat jika harus berulang-ulang ada di tempat itu. Pernah aku
menjadi ketua dalam satu acara seni, tapi aku juga tidak merasa enjoy ataupun
bahagia yang teramat sangat. Pernah juga kualami menjadi seksi konsumsi
sekalipun yang sungguh aku saat itu merasa menjadi seseorang yang super duper
lelah.
Semua kegiatan
kuliah dan non kuliahku rasanya hambar. Tidak ada kemajuan. Aku bukan sedang
ingin menjadi orang yang di atas atau sebut saja ketua, sama sekali aku tidak
pernah merasa nyaman dengan jabatan sebagai ketua. Apapun kegiatan dan
organisasinya.
Aku ikut juga dalam
UKM seni, dimana aku memang hoby menyanyi dan harapanku aku bisa melepas
penatku lewat menyanyi. Tapi itu juga tidak bertahan lama, karena aku juga
sudah merasa mulai bosan.
Jujur sejujur-jujurnya,
aku saat ini sedang menikmati kesendirian ini, di tengan ketiadaan hiruk pikuk
kesibukan, aku sedang mencoba introspeksi diri, apa yang salah dari semua yang
aku lakukan.
Coba akan
kuceritakan para sahabat-sahabatku, sebut saja yang pertama Ulfi, dia wanita
hebat calon arsitek yang menurutku hidupnya sangatlah nyaman. Dia sekarang
merantau di kota Semarang, dan di perantauannya itu aku merasakan betul suasana
hidupnya yang selalu mempesona. Sebut juga Raras, Diah, Lisa, Riesty, Tyas,
yang juga merantau di kota mereka masing-masing. Aku seakan merasakan
kesenangan mereka akan dunia mereka yang baru di sana yang dipenuhi dengan
keseruan dan kehebohan setiap harinya. Ada sahabatku yang sama dengaku tetap
hidup di kota ini, Tika, entah apa yang dia rasakan. Tapi aku pernah melihatnya
sedang tertawa lepas bercengkerama bersama teman-temannya yang baru.
Sebut saja
sahabat-sahabatku yang lain, Erwin, Ryan Dwi, Yuna, Ridho, Tyas, Izka, Tiwi,
Arindah, Fadil, Faris, dan lainnya yang aku tidak bisa sebut mereka satu per
satu, mereka sangat menunjukkan kepadaku betapa nikmatnya hidup perantauan
dengan kehebohan dan kesusahan hidup di luar kota, tetapi justru pengalaman
itulah yang sangat susah didapatkan!
Lagi-lagi jika
dibandingkan dengan diriku di kota kecil ini yang setiap harinya semakin sesak.
Hidupku ini tanpa perantauan, jika orang bilang hidup bersama orang tua itu
nyaman, aku akan bersedia dengan sekuat tenaga menjabarkan hidupku yang
sebenar-benarnya.
Aku memang hidup
bersama kedua orang tua dan adikku. Tapi setiap harinya aku seperti hidup
sendiri seperti kalian. Aku mencuci pakaianku sendiri, membersihkan kamarku
sendiri, makan juga sering beli sendiri karena ibuku jarang masak, bahkan
sering ikut membersihkan rumah sebagai tugas bonus di rumah. Itu sangat hambar
kurasakan setiap hari. Yang membedakanku ya memang aku tidak jauh dari orang
tua, dari Ibu, aku selalu bisa melihat wajah ibu, bapak, bintang setiap hari.
Meskipun ngobrol sama bapak juga sekarang jarang aku lakukan karena memang
bapak sangatlah sibuk.
Tapi aku yang
selalu berada di rumah mengharuskanku mengetahui semua kejadian-kejadian di
rumah yang tidak jarang kejadian itu sangat membuat hatiku remuk, hancur,
sedih, bingung, terkadang membayangkan aku di luar kota sana tanpa tahu apa yang
terjadi di rumah dan hidup lebih nyaman. Tapi itu sangat EGOIS!!
Yah, sambil menulis
ini, aku semakin menyadari, Allah membuat takdir untukku untuk tetap tinggal di
kota yang kecil ini, aku mempunyai misi penting menjaga kedua orang tuaku dan
adikku, dan aku tidak akan pernah lagi melupakan misi penting ini. Dan misi
penting ini akan kuletakkan tinggi-tinggi mengalahkan segalanya. Aku di
Purwokerto memang untuk mengabdi kepada kedua orangtuaku dengan caraku sendiri.
Tugasku sekarang
hanya menyelesaikan kuliah selancar mungkin, mencari ilmu dan pengetahuan
sebanyak mungkin, bekerja, dan melanjutkan hidup demi kedua orangtuaku dan
selalu aku hidup untuk mereka Ibu, Bapak, Bintang.
Mungkin seiring
dengan berjalannya waktu nanti, akan kubuat hidupku ini menjadi selalu berwarna
tentunya dengan caraku sendiri. Dan semoga Allah selalu menuntun dan
membimbingku di jalan yang benar. Amiin..
Tengah malam
menjelang pagi, di sebuah desa kecil Kejobong, Purbalingga. Aku yang sedang
menikmati liburan semester, ditemani alunan gending dan gamelan jawa bersumber
dari radio mungil punya simbah.
Akan selalu
bersyukur dengan semua nikmat-Mu.
Herlandhi Yoka
Wijayanti, 20 Januari 2013 23.32 Waktu Bagian Laptop Pak Katno :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar