history of herlandhi

history of herlandhi

Rabu, 10 Februari 2010

bunga

suatu malam sang bunga bertanya pada pemiliknya, "Wahai tuanku, apa aku akan mendapat tangkai yang akan menopangku ketika nanti aku rapuh?". Pemilik bunga itu diam tidak menjawab apa-apa. Lalu bunga itu kembali bertanya pada pemiliknya, "Wahai tuanku, apa kau mendengar apa yang aku katakan?siapakah yang akan menjadi tangkai yang akan menopangku jika aku rapuh?". Tapi pemilik bunga itu diam dan tidak menjawab pertanyaan bunga itu lagi. Akhirnya untuk ketiga kalinya bunga itu bertanya lagi pada pemiliknya, "Kenapa kau diam saja?apa kau senang melihatku seperti ini?". Akhirnya pemilik bunga itu menjawab, "Dari tadi aku diam saja, kau tidak mendapat apa-apa kan?begitulah, jika kau diam saja, maka kau tidak akan mendapat tangkai penopangmu itu. "
Bunga itu bingung. Secara tersirat tuannya berkata bahwa ia harus mencari sendiri tangkai yang akan menjadi penopangnya. Tapi itu sangat mustahil. Bunga itu adalah bunga yang tidak pernah berani untuk melakukan hal itu. Dia hanya bisa diam, diam, dan diam. Bunga itu hanya bisa menunggu dan menunggu. Terkadang banyak yang datang dan menyatakan ingin menjadi tangkai penopangnya. Tapi selalu ia tolak. Bodoh memang, tapi itulah dia. Dia sendiripun tidak tahu seperti apakah tangkai yang ia cari. Tapi di dalam lubuk hatinya yang paling dalam, ada sebuah tangkai penopang yang selalu menguatkannya. Tangkai penopang yang mungkin akan abadi sepanjang hidupnya. Semoga bunga itu berhasil mendapatkan tangkai penopang yang ia inginkan.

Tidak ada komentar: