history of herlandhi

history of herlandhi

Kamis, 14 Februari 2013

AJANG NYOLONG MAKANAN



Ini nih, salah satu cerita yang harus dan kudu ditulis. Biasa aja si sebenarnya, tapi aku hampir membuat malu diriku sendiri sekaligus membuat malu orang yang akan kuceritakan nanti pada kalian.

Pagi-pagi subuh dengan mata yang masih selalu menolak ajakan untuk sedikit melihat dunia, aku dibangunkan secara paksa demi sebuah kegiatan kondangan ke Cilacap. Okesiplah, setengah tujuh pagi di hari liburan aku sudah mandi, cantik, wangi dan bahkan siap sarapan. Jangan harap hal ini terjadi di hari-hari libur yang biasa. Ini karena acara penting itu, kondangan. Sekali lagi pemirsa, kondangan! :”((


Aku masih memakai celana jeans biasa dan hem panjang. Aku tidak membawa baju yang lebih bagus karena ini crass program liburanku yang sedang kujalani di rumah eyang putri. Aku, Bude Nunung, Pak Dhe Topo, dan mas Sus supir keluarga sudah siap mungkin pukul 07.30an dan segera meluncur ke Cilacap. Di depan rumah eyang putri ada tiga jenis kendaraan, mobil Toyota Rush, mobil sedan Twim Cam Soluna, dan Bus. Aku merequest untuk menggunakan mobil sedan saja yang nyaman dipakai. Tapi pak Dhe Topo ngotot menggunakan mobil rush sejenis jeep yang gagah tapi sebenarnya menurutku kurang nyaman untuk perjalanan dengan medan yang tidak mulus.

Oke, meluncur dengan mobil rush perjalanan purbalingga-purwokerto masih biasa. Kami mampir rumahku di purwokerto untuk mengajak ibuku ikut kondangan dan aku berganti pakaian yang agak lebih pantas untuk kondangan. Ehem, rok dan atasan batik. Menurutku lebih pantas, tapi sandal yang aku gunakan tetap andalanku sepatu crocs, aaaa ini sepertinya ngga nyambung. Tetapi aku memang belum tertarik dan belum punya sandal atau sepatu yang layak dipakai untuk acara sejenis kondangan. Sandal dan sepatuku hanya khas untuk kuliah dan jalan-jalan :D Whatever!

Oke kami melanjutkan lagi perjalanan. Nah inilah kawan, yang kusebut ketidaknyamanan tadi di awal. Medan purwokerto cilacap itu tidaklah mulus. Banyak lubang sana sini, maklum jalur kendaraan berat. Dan mobil rush itu adalah sejenis mobil jeep sehingga membuat para penumpang bergoyang ke kanan ke kiri membuat pusing. :O tidak bisa kupejamkan mata sedikitpun karena setiap mas supir menggeol setir, kami bergoyang dashyat. Pokoknya tidak nyaman menurut aku.

Kerudung yang kupakai rapi dari rumah menjadi menceng tak karuan. Dan mukaku yang sudah kutata cantik sejak awal menjadi tidak cantik lagi karena mukaku memang tidak bisa cantik. Haha, woles lah. 

Menjelang sampai, aku mulai mengerti kenapa Pak Dhe Topo ngotot ingin memakai mobil Rush. Gedung yang akan kami datangi ini rupanya berada di kawasan cukup elit pertamina. Dan orang yang mengundang kami ini juga berasal dari keluarga kaya. Bisa diliat dari halaman parkir gedung yang hanya berisi mobil-mobil bagus. Hem, rupanya naik mobil demi gengsi. Aku tidak tau ini model teori gengsi jenis apa dan berada di bab berapa.

Masuk ke gedung, acara baru dimulai. Kami langsung bersalaman dengan sang mempelai dan keluarga para mempelai pengantin wanita dan laki-laki. Dan setelah itu, ritual kondangan yang paling menyenangkan. Makan sepuasnya.

Kulihat di dalam gedung penuh dengan berbagai makanan dan tamu undangan belum mulai banyak. Dari jenis makanan mulai dari bakso, soto, sate, siomay, nasi goreng, nasi dengan lauk pauk prasmanan, kambing guling, ice cream, es dawet, salad buah, martabak, buah-buahan, pempek, lengkap pokoknya dan dijamin enak. Ini salah satu pertanda bahwa keluarga mempelai bukan dari kalangan sembarangan dilihat dari berbagai makanan yang tersedia, dekorasi, rias pengantin, dan gedungnya.

Yang pertama kali kucoba adalah bakso pangsit. Ya, lumayan enak. Kemudian aku makan salad buah dan udang tepung. Kemudian sempat aku coba makanan Zupa-zupa sejenis sup ayam dicampur cream yang ditambah dengan roti yang diletakkan di atas menutupi mangkok sup tadi. Cukup sudah membuat aku kenyang dan kebelet pipis.

Langsung kucari toilet untuk mengeluarkan hasratku membuang air kencing. Hehe. Satu toilet wanita di pojokan, okelah aku ke sana. 

Ada yang aneh di pojokan toilet, seorang nenek yang nampaknya sedang kesusahan membawa piring dengan berbagai makanan yang banyak jumlahnya. Pertama kali ku berpikir bahwa nenek itu sedang makan karena memang lokasi toilet tidak jauh dari tempat duduk tamu undangan untuk menikmati makanan. Aku berniat membantu sang nenek di tengah kesulitannya. Setelah aku selesai kencing, nenek itu belum juga beranjak dari tempatnya berdiri. Beliau yang memang membelakangiku membuatku penasaran. Apa yang sedang dilakukan sang nenek gerangan.

Saat kucoba mendekat, terlihat nenek itu memegang plastik juga. Dan ternyata kawan, sang nenek itu sedang memasukkan berbagai makanan yang ia ambil untuk dimasukkan ke dalam platik untuk dibawanya pulang. Wah wah, ini kekonyolan model elit. Ambil makanan yang banyak, bawa sangu plastik dari rumah untuk tempat menaruh makanan. Sangat ganjil dimataku di tengah-tengah kemegahan acara pernikahan terjadi peristiwa yang menggelikan. Nyolong makanan untuk dibawa pulang, tidak tanggung-tanggung jumlahnya. Hahahah jujur aku langsung menahan tawa, apa jadinya tadi jika nenek itu kudekati dan kutanyai kegelisahan apa gerangan yang sedang dia perlihatkan. Selain aku nanti juga malu karena dikira mau menyidak si nenek dan memergoki sang nenek, sudah kujamin pasti nenek itu langsung pucat pasi.

Hahahaha, ini konyol pemirsa, aku akui kehebatan sang nenek. Kondangan membawa sangu plastik. Hemm, berpikir positif sajalah terhadap sang nenek tadi, mungkin makanan itu diberi oleh keluarga mempelai. Tapi jikalau diberi pasti sudah diberikan dalam bentuk yang layak bukan dengan memasukannya ke dalam plastik secara sembunyi-sembunyi. Oh mungkin di rumah, cucu sang nenek sedang kelaparan dan sang nenek berniat baik untuk membawakan cucunya makanan yang enak. 

Entah ini disebut dalam undang-undang keberanian pasal berapa. Maafkan aku ya nek, aku tidak bermaksud untuk mencelamu, sama sekali tidak. Tapi bila boleh kusarankan perbuatan itu jangan dilakukan lagi. 

Wah, jangan coba-coba lakukan itu kawan. Kalau kalian makan di tempat sekenyang-kenyangnya asal tidak malu ketahuan keluarga mempelai tentu saja itu lebih baik. Daripada mengambil makanan untuk dibawa pulang apalagi dalam jumlah yang abnormal, kecuali memang makanan itu sengaja diberi oleh keluarga pengantin. Ini pelajaran moral halaman 32 yang dalilnya berbunyi, jangan permalukan dirimu sendiri apabila tidak ingin dipermalukan orang lain. Ayo jaga harga diri kita sendiri meskipun di hadapan diri kita sendiri.

Kondangan selesai dan perjalanan kami berlanjut ke pantai teluk penyu untuk membeli beberapa seafood kesukaanku. Kepiting saus tiram/asam manis/saus padang, cumi cabai hijau saus tiram, salmon, udang saus padang, bawal laut bakar, dan tengiri! Mama mia lezato..

Karena kostum masih pakai kostum wanita feminin, kami tidak berani mendekat ke pantai. Perjalanan penuh goyangan yang dashyat segera dilanjutkan menuju hunian kami masing-masing.
Malam minggu, 00.18 27 januari 2013, kali ini ditemani siaran langsung pagelaran wayang kulit di radio kesayangan eyang putri.

Tidak ada komentar: