history of herlandhi

history of herlandhi

Selasa, 05 Februari 2013

S-I-A semester 3

Malam ini mungkin menjadi malam yang panjang. Lebih tepatnya bukan mungkin, tetapi memang. Penantian panjang membuka halaman website Sistem Informasi Akademik untuk mengintip huruf terjemahan dari nilai hasil jerih payah kuliah selama satu semester membuahkan hasil yang mencengangkan. Bahkan sangat mencengangkan. Saat dengan mudahnya mengakses SIA, tetapi berujung pada penampakan sebuah huruf yang melengkung menghiasi lembar nilai. "C". Ini huruf yang berbeda dan menonjol sendirian di tengah deretan huruf A dan B tentunya. Ya, nilai C PERTAMA yang kedatangannya tidak diduga sama sekali. Bahkan di mata kuliah yang sama sekali tidak terpikirkan di otakku. Dasar-dasar Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Mata kuliah yang tidak menjadi halangan sama sekali selama kuliah karena tidak ada yang mencurigakan bahkan sedikitpun.

Rasanya hati, pipi, wajah, otak, seluruh tubuhku telah ditampar sekeras-kerasnya oleh Sang Maha Pencipta. Setelah yang kualami selama ini berjalan begitu lancar, tetapi tiba-tiba ada hal yang sangat jelas berada di depan mata yang menjelma bak hantu dari lautan paling dalam. Hal pertama yang aku teriakkan adalah kata "Ibu" yang setelah itu matanya memerah entah karena menangis atau mengantuk. Hal pertama yang aku rasakan adalah rasa bersalah yang teramat mendalam dari jauh lubuk hatiku karena telah mengecewakan orang tuaku dengan memberi mereka nilai C. 

Aku menangis sederas-derasnya air mataku mengalir. 
Aku menyesal sebesar-besarnya sebuah penyesalan. 
Aku kecewa sedalam-dalamnya rasa kecewa. 
Dunia di hadapanku tiba-tiba berubah sendu. 
Menyedihkan. 
Ya, menyedihkan.

Pada 11 mata kuliah, 9 matkul mendapat A, 1 B dan 1 tentunya C. Mengganjal tapi pasti 2 huruf menghiasi halaman lembar nilai. Kucoba melihat berkali-kali barangkali aku salah melihat. Huruf itu tetap melengkung tidak bisa berubah menjadi tegak atau sedikit berbentuk segitiga. Aku semakin kencang menangis. Mataku bengkak dan merah, hidungku apalagi (bukan badut). 

Tamparan, air mata, penyesalan, kekecewaan aku resapi dan aku keluarkan sejadi-jadinya. Aku meletup-letup seperti api yang bersenggolan dengan spiritus. Kuluapkan segala emosi dengan cara apapun juga untuk sekedar meringankan beban. Bahkan hampir 3 jam aku menangis, sampai sekarang.

Tapi aku bersua dengan teman yang 'mendadak super' Mukti Unggul Sejati yang menyemangatiku lewat jejaring sosial twitter, kemudian teman yang 'memang super' Rizky Rose SP yang senantiasa memberi energi positif serta teman yang paling super 'Zulfa Ulinnuha' yang dengan ketabahan dan kesabaran hatinya mampu melewati saat-saat ditinggalkan oleh Ayahnya yang meninggal dunia di Mekah dan dimakamkan di Arofah. Mereka hadir menemaniku di pagi buta untuk menghiburku dengan cara yang tidak biasa.

Terimakasih teman-teman..
Malam ini aku semakin menyadari bahwa pasti Allah SWT memberikan 'sesuatu' kepada hambanya bukan tanpa alasan..
Tapi Dia memberikan 'sesuatu' yang dinamakan cobaan/musibah sebagai pemacu, motivasi, dan ladang berintrospeksi diri..
Betapa hinanya aku yang hanya karena sebuah nilai menjadi kufur nikmat..
Betapa ambisiusnya diriku terhadap nilai di dunia yang sedikit bisa melupakan nilai di akhirat nanti..
Betapa Allah sangat menyayangiku, memberiku nilai C dengan IP 3,73 dan itu cumlaude..
Allah pasti punya cara-cara tersendiri untuk "menyentil" hambanya..
Tunggu saja, dan itu justru akan menguatkanmu..

Aku percaya, dan akan kubuat ujian atau cobaan ini senantiasa menguatkanku, memberiku energi positif dan senantiasa mendekatkanku pada Allah SWT..

Ampuni aku Ya Allah..
Maafkan aku Ya Rabb..
Aku bersembah sujud kepada-Mu..


Tidak ada komentar: