history of herlandhi

history of herlandhi

Kamis, 14 Februari 2013

Jauh di Mata Dekat di Hati



Liburan kali ini, dan mungkin setiap liburan. Aku sengaja diungsikan oleh orang tuaku. Mungkin agar tidak mengganggu kehidupan mereka untuk sementara waktu #nasib.

Aku terpaut jarak mungkin hanya sekitar 40-50 kilometer dengan orangtuaku. Tapi tidak melihat wajah mereka beberapa hari saja sudah sukses membuat aku rindu. Aku akui, betapa hebatnya teman-temanku yang kuliah merantau dan jauh dari orang tua mereka, bahkan sangat jauh. Give applause untuk mereka semua!

Tapi sesungguhnya bukan itu yang lebih membuatku sedih. Aku di rumah uti menjadi anak yang diandalkan untuk membantu kesusahan yang mungkin dialami oleh Bude, Pakde, atau Uti. Terlebih lagi, Pak Dhe Topo yang selalu membuat aku merasa bersalah yang amat teramat mendalam kepada ayahku sendiri. Pak Dhe Topo, sering memintaku memijit, membuat ini, membuat itu, disuruh ini, disuruh itu. Itu semua aku lakukan tanpa terkecuali. Tapi jika di rumah, ayahku jarang menyuruh hal-hal yang sepele. Ayahku selalu melakukan sendiri semua hal yang masih bisa dilakukannya, bahkan memijit ayah kandungku sendiripun aku belum pernah. Ya, karena ayahku tidak pernah meminta dan selalu terlihat sehat. 

Dan berada jauh dari ibu, aku sebenarnya sedikit tersiksa. Aku kehilangan teman curhat, kehilangan teman bercerita. Ibuku adalah sosok wanita paling hebat di dunia menurut versiku. Kami selalu cerita, ngobrol, bahkan menggosip bersama-sama. Tapi di sini, tidak bisa aku lakukan. Ibu, miss you so much. Pasti ibuku pun merasakan kesepian yang aku rasakan, aku yakin itu. Di saat adik dan ayahku pergi bersekolah dan bekerja, pastilah beliau termenung di rumah, sendirian, tak ada teman. Maaf ibu, aku akan segera pulang, pasti.

Selalu aku bersyukur, berada sedikit jauh dari orangtuaku meskipun hanya sesaat. Membuat rasa sayang dan rinduku menumpuk dan terus menumpuk.
Akan selalu aku sayangi, kuhargai, kuhormati, Ibu, Ayah.
Aku hidup karena kalian, maka aku akan hidup untuk kalian. :)

22.22 Kamis, 31 Januari 2013
Anak perempuanmu yang masih belum bisa dewasa, Herlandhi Yoka Wijayanti

Tidak ada komentar: