history of herlandhi

history of herlandhi

Kamis, 14 Februari 2013

Refleksiku..



Awal tahunku tercatat sudah banyak masalah yang harus kuhadapi. Aku hanya bisa bercerita di sini sebatas bahwa hidupku tidak semudah yang tampak dari luar. Aku dan hidupku adalah suatu perjalanan hidup yang miris dan menyedihkan cukup menguras tenaga dan air mata. Ini ciyuss looh, hehe.. Intinya, hidupku tidak semudah kalian teman-temanku. :)
 
Awal tahun ini aku sedikit merefleksikan diri melihat hidupku ke belakang 1 tahun yang lalu. 2012. Tahun yang sangat berat kujalani, banyak kejadian super duper menyenangkan tapi juga ada kejadian yang super duper menyedihkan! Tapi itu cukup jadi santapan aku pribadi ya, intinya sih perjalananku 2012 sangat berat. Tapi aku bersyukur, banyak kemajuan yang aku alami setiap harinya. Dari mulai caraku berpikir sampai bertindak. Dan aku menyadari hal itu, ini benelan loh. Hahaha

Aku sangat bersyukur, karier akademikku lancar, non akademik pun tiada halangan, persahabatan dan pertemanan tetap terjaga solid alhamdulillah, tapi percintaan dan asmara tetap saja tidak ada perubahan. Untuk yang satu terakhir tadi sepertinya pembahasan harus segera di skip. Haha 

Yang menjadi pemikiran kerasku saat ini justru mengenai karier kehidupanku yang sepertinya belum terlalu lancar. Aku, seorang mahasiswi yang karena permasalahan keluarga harus terpaksa memilih melanjutkan kuliah di kota kelahiran, orang yang biasa-biasa aja karena tiada hal yang luar biasa. Aku selalu merasa iri melihat teman-temanku yang berkuliah di luar kota sana yang selalu setiap harinya mereka mempunyai kemajuan pesat dalam hidupnya meskipun hanya sekedar jalan-jalan ke tempat yang baru disertai pengalaman baru yang pastinya lebih mendebarkan.

Dibandingkan diriku, yang melulu terpaku dan tersudut di kota ini, aku tidak leluasa bertindak apapun. Waktu kuliahku yang padat, ditambah kegiatan non akademik yang juga padat, itu sudah sangat cukup menghabiskan waktuku sehari-hari. Bahkan untuk sekedar bercengkerama bersama keluarga agak jarang kulakukan kalau hari-hariku sedang sangat padat.


Aku selalu merasa kegiatan-kegiatan non akademik yang aku lakukan belum banyak kemajuan dibanding dengan kegiatan yang dulu aku pernah lakukan semasa SMA. Aku mengikuti organisasi BEM, mengikuti UKM seni dan UKM yang mengabdi kepada masyarakat. Tapi ketika kujalani kesemuanya, aku masih merasa kehausan dengan pengalaman. Aku berkutat dengan masalah-masalah yang selalu seperti itu sejak dulu, tidak ada kemajuan. Hidupku semakin lama semakin hampa rasanya.

Aku memang sangat bahagia jika sedang melakukan kegiatan-kegiatan kuliah ataupun di luar kuliah karena semuanya mengharuskanku untuk berinteraksi dengan teman-teman terbaikku. Tapi aku, tidak pernah merasa istimewa dengan keberadaanku, sebut saja karier dalam organisasiku selama ini aku berkutat dengan dunia sekretaris yang sungguh aku sangat penat jika harus berulang-ulang ada di tempat itu. Pernah aku menjadi ketua dalam satu acara seni, tapi aku juga tidak merasa enjoy ataupun bahagia yang teramat sangat. Pernah juga kualami menjadi seksi konsumsi sekalipun yang sungguh aku saat itu merasa menjadi seseorang yang super duper lelah.

Semua kegiatan kuliah dan non kuliahku rasanya hambar. Tidak ada kemajuan. Aku bukan sedang ingin menjadi orang yang di atas atau sebut saja ketua, sama sekali aku tidak pernah merasa nyaman dengan jabatan sebagai ketua. Apapun kegiatan dan organisasinya.

Aku ikut juga dalam UKM seni, dimana aku memang hoby menyanyi dan harapanku aku bisa melepas penatku lewat menyanyi. Tapi itu juga tidak bertahan lama, karena aku juga sudah merasa mulai bosan.

Jujur sejujur-jujurnya, aku saat ini sedang menikmati kesendirian ini, di tengan ketiadaan hiruk pikuk kesibukan, aku sedang mencoba introspeksi diri, apa yang salah dari semua yang aku lakukan. 

Coba akan kuceritakan para sahabat-sahabatku, sebut saja yang pertama Ulfi, dia wanita hebat calon arsitek yang menurutku hidupnya sangatlah nyaman. Dia sekarang merantau di kota Semarang, dan di perantauannya itu aku merasakan betul suasana hidupnya yang selalu mempesona. Sebut juga Raras, Diah, Lisa, Riesty, Tyas, yang juga merantau di kota mereka masing-masing. Aku seakan merasakan kesenangan mereka akan dunia mereka yang baru di sana yang dipenuhi dengan keseruan dan kehebohan setiap harinya. Ada sahabatku yang sama dengaku tetap hidup di kota ini, Tika, entah apa yang dia rasakan. Tapi aku pernah melihatnya sedang tertawa lepas bercengkerama bersama teman-temannya yang baru.

Sebut saja sahabat-sahabatku yang lain, Erwin, Ryan Dwi, Yuna, Ridho, Tyas, Izka, Tiwi, Arindah, Fadil, Faris, dan lainnya yang aku tidak bisa sebut mereka satu per satu, mereka sangat menunjukkan kepadaku betapa nikmatnya hidup perantauan dengan kehebohan dan kesusahan hidup di luar kota, tetapi justru pengalaman itulah yang sangat susah didapatkan!

Lagi-lagi jika dibandingkan dengan diriku di kota kecil ini yang setiap harinya semakin sesak. Hidupku ini tanpa perantauan, jika orang bilang hidup bersama orang tua itu nyaman, aku akan bersedia dengan sekuat tenaga menjabarkan hidupku yang sebenar-benarnya.

Aku memang hidup bersama kedua orang tua dan adikku. Tapi setiap harinya aku seperti hidup sendiri seperti kalian. Aku mencuci pakaianku sendiri, membersihkan kamarku sendiri, makan juga sering beli sendiri karena ibuku jarang masak, bahkan sering ikut membersihkan rumah sebagai tugas bonus di rumah. Itu sangat hambar kurasakan setiap hari. Yang membedakanku ya memang aku tidak jauh dari orang tua, dari Ibu, aku selalu bisa melihat wajah ibu, bapak, bintang setiap hari. Meskipun ngobrol sama bapak juga sekarang jarang aku lakukan karena memang bapak sangatlah sibuk.

Tapi aku yang selalu berada di rumah mengharuskanku mengetahui semua kejadian-kejadian di rumah yang tidak jarang kejadian itu sangat membuat hatiku remuk, hancur, sedih, bingung, terkadang membayangkan aku di luar kota sana tanpa tahu apa yang terjadi di rumah dan hidup lebih nyaman. Tapi itu sangat EGOIS!!

Yah, sambil menulis ini, aku semakin menyadari, Allah membuat takdir untukku untuk tetap tinggal di kota yang kecil ini, aku mempunyai misi penting menjaga kedua orang tuaku dan adikku, dan aku tidak akan pernah lagi melupakan misi penting ini. Dan misi penting ini akan kuletakkan tinggi-tinggi mengalahkan segalanya. Aku di Purwokerto memang untuk mengabdi kepada kedua orangtuaku dengan caraku sendiri.

Tugasku sekarang hanya menyelesaikan kuliah selancar mungkin, mencari ilmu dan pengetahuan sebanyak mungkin, bekerja, dan melanjutkan hidup demi kedua orangtuaku dan selalu aku hidup untuk mereka Ibu, Bapak, Bintang.
Mungkin seiring dengan berjalannya waktu nanti, akan kubuat hidupku ini menjadi selalu berwarna tentunya dengan caraku sendiri. Dan semoga Allah selalu menuntun dan membimbingku di jalan yang benar. Amiin..

Tengah malam menjelang pagi, di sebuah desa kecil Kejobong, Purbalingga. Aku yang sedang menikmati liburan semester, ditemani alunan gending dan gamelan jawa bersumber dari radio mungil punya simbah.
Akan selalu bersyukur dengan semua nikmat-Mu.
Herlandhi Yoka Wijayanti, 20 Januari 2013 23.32 Waktu Bagian Laptop Pak Katno :)

Tidak ada komentar: